NASIONAL – Rencana pembangunan kereta gantung menuju kawasan Gunung Rinjani dari jalur pendakian di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), resmi dibatalkan. Hal ini disebabkan investor asal China yang sebelumnya terlibat dalam proyek tersebut tidak dapat lagi dihubungi.
“Kabar dari investor hilang, jadi batal,” kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bapperida) Lombok Tengah, Lalu Wiranata, Jumat (4/7).
Peletakan batu pertama proyek kereta gantung ini sebelumnya telah dilakukan pada Desember 2022 oleh Gubernur NTB saat itu, Zulkieflimansyah, bersama Bupati Lombok Tengah Lalu Fathul Bahri. Proyek ini direncanakan selesai pada tahun 2025.
Namun, menurut Lalu Wiranata, pihaknya tidak mengetahui secara pasti alasan pembatalan proyek tersebut. “Kemungkinan alasan internal perusahaan,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa Pemkab Lombok Tengah telah melaporkan situasi ini ke Pemerintah Provinsi NTB agar bisa mencarikan investor baru.
Dampak Positif Jika Terwujud
Pemerintah daerah tetap berharap agar pembangunan kereta gantung Gunung Rinjani bisa dilanjutkan, karena proyek ini diyakini akan memberikan dampak ekonomi yang signifikan.
“Dampak ekonomi pasti ada. Semoga bisa terwujud,” kata Lalu.
Menurutnya, kehadiran kereta gantung akan menunjang pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika dan meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan domestik maupun mancanegara.
Jika proyek ini terealisasi, kereta gantung juga bisa menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD), sekaligus membuka peluang bagi pertumbuhan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di sekitar kawasan wisata.
Lokasi Proyek dan Rencana Awal
Proyek kereta gantung ini rencananya akan dibangun di atas lahan seluas 500 hektar di kawasan hutan lindung Desa Karang Sidemen, Kecamatan Batukliang Utara, Lombok Tengah. Jalur kereta diperkirakan sepanjang 10 kilometer dan akan dilengkapi dengan berbagai fasilitas penunjang.
Pemberhentian terakhir kereta gantung dirancang berada sekitar dua kilometer sebelum Pos Pelawangan Rinjani. Total anggaran proyek ini mencapai Rp2,2 triliun.
Sebelumnya, Gubernur NTB Zulkieflimansyah menyebut bahwa kereta gantung akan menjadi daya tarik baru untuk wisatawan yang tidak kuat mendaki. “Pembangunan kereta gantung ini menjadikan Provinsi NTB sebagai kawasan pariwisata yang lengkap,” ujarnya saat peletakan batu pertama.