NASIONAL – PT PLN Indonesia Power (PLN IP) Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Labuhan Angin, Sumatera Utara, menghadirkan inovasi energi terbarukan dengan mengolah limbah uang kertas rusak menjadi sumber listrik. Program ini menjadi bagian dari komitmen PLN IP dalam menyediakan energi yang ramah lingkungan dan efisien.
Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra, menjelaskan bahwa pihaknya terus berinovasi dalam menyediakan listrik yang handal, efisien, dan ramah lingkungan. Salah satu inovasinya adalah pemanfaatan limbah racik uang kertas (LRUK) sebagai bahan bakar alternatif (cofiring) di PLTU Labuhan Angin.
“Tak hanya unggul dalam operasional teknis, PLTU Labuhan Angin kini juga menjadi pionir dalam inovasi pemanfaatan limbah sebagai energi alternatif melalui program cofiring berbasis biomassa,” ujar Edwin dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis.
Program ini dijalankan bersama Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sibolga, Sumatera Utara. Limbah uang yang biasanya dimusnahkan, kini dimanfaatkan sebagai campuran energi primer untuk mengurangi konsumsi batu bara. Hal ini sejalan dengan prinsip ekonomi sirkular dan mendukung target nasional menuju net zero emission (NZE) pada 2060.
“Melalui pemanfaatan LRUK, kami tidak hanya mengurangi emisi karbon, tapi juga memberi nilai tambah bagi limbah nonkonvensional seperti LRUK,” jelas Edwin.
PLTU Labuhan Angin memiliki kapasitas terpasang sebesar 2×115 MW dan telah beroperasi dengan tingkat efisiensi tinggi. Pembangkit ini juga dilengkapi teknologi ramah lingkungan seperti electrostatic precipitator (ESP) dan continuous emission monitoring system (CEMS) untuk memastikan gas buang tetap dalam ambang batas yang aman.
Pemanfaatan LRUK mendukung konsep waste to energy yang ramah lingkungan. Proses pemusnahan uang dilakukan sesuai Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang, dengan metode pencacahan sehingga tidak bisa dikenali lagi sebagai uang rupiah.
Program ini juga telah sukses diterapkan di pembangkit lain, seperti PLTU Jateng 2 Adipala, PLTU Bengkayang, dan PLTU Asam-Asam. Di Adipala, penggunaan LRUK bahkan mencatatkan rekor dari MURI sebagai pemanfaatan limbah uang terbesar dalam pembangkitan listrik.
Manager UBP Labuhan Angin, Berlison Haloho, menambahkan bahwa PLTU Labuhan Angin kini menjadi simbol transformasi menuju pembangkit masa depan yang berkelanjutan.
“Kolaborasi dengan Bank Indonesia ini membuktikan bahwa tantangan lingkungan dapat diselesaikan dengan sinergi lintas sektor. PLN Indonesia Power terus mendorong inovasi energi bersih demi masa depan Indonesia yang lebih hijau,” kata Berlison.
Ia juga menegaskan bahwa transisi energi bukan hanya soal teknologi, tetapi juga tentang kolaborasi, kreativitas, dan kepedulian terhadap lingkungan serta masyarakat.