NASIONAL – Pemerintah resmi meluncurkan program Kredit Usaha Rakyat (KUR) khusus untuk petani tebu guna mendorong ketahanan pangan dan revitalisasi sektor pertanian tebu nasional. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa KUR ini dapat diakses oleh petani secara individu maupun kelompok, dengan plafon pembiayaan mencapai Rp500 juta.
“Program baru di skema kredit KUR salah satunya adalah untuk tebu rakyat. Untuk tebu rakyat ini diberikan fasilitas sampai dengan Rp500 juta dan bisa diberikan kepada individu maupun kelompok,” ujar Airlangga saat konferensi pers di Jakarta, Kamis.
Lebih lanjut, Airlangga menjelaskan bahwa KUR ini dapat dimanfaatkan oleh petani dengan jaminan offtaker dari pabrik gula, termasuk pabrik gula milik BUMN seperti Sugar Co. Dengan begitu, program ini diharapkan dapat mendorong penanaman kembali (replanting) tanaman tebu dan meningkatkan hasil produksi (yield) tebu nasional.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman juga mengapresiasi penuh dukungan pemerintah terhadap petani tebu melalui kebijakan pembiayaan ini. Ia menyampaikan rasa terima kasih kepada Airlangga Hartarto dan Menteri Keuangan Sri Mulyani atas komitmen dalam memperkuat pendanaan sektor pertanian, khususnya komoditas tebu.
“Kebijakan ini membuka ruang napas baru bagi para petani, terutama petani tebu plasma di seluruh Indonesia,” kata Amran.
Amran menjelaskan bahwa dalam skema terbaru ini, plafon KUR sebesar Rp500 juta bisa diakses secara berulang, tidak lagi bersifat akumulatif seperti sebelumnya. Hal ini memberi fleksibilitas bagi petani untuk terus berkembang tanpa harus langsung masuk ke kredit komersial setelah mencapai batas kredit awal.
“Dulu kan akumulasi Rp500 juta. Kalau dia sudah dapat Rp500 juta, berikutnya komersial. Sekarang kita buka. Kreditnya itu plafonnya Rp500 juta dan ini bunganya 6 persen,” paparnya.
Menariknya, dalam program ini, pabrik gula akan berperan sebagai avalis atau penjamin kredit tanpa memerlukan agunan dari petani. Artinya, tanggung jawab kredit akan diambil alih oleh pabrik gula, sehingga akses ke pembiayaan menjadi jauh lebih mudah.
“Kalau avalis tanpa jaminan. Tapi pabriknya bertanggung jawab. Nah ini memudahkan petani kita. Saya kira ini adalah kebahagiaan petani tebu seluruh Indonesia. Mereka sudah lama mengusulkan,” tambah Amran.
Kebijakan ini dianggap sebagai jawaban atas harapan para petani yang telah lama mengusulkan kemudahan pembiayaan. Pemerintah berharap program ini tidak hanya meningkatkan kesejahteraan petani tebu, tapi juga mendongkrak produktivitas sektor gula nasional.