NASIONAL – Pemerintah Provinsi Jawa Timur terus memperluas akses pendidikan inklusif dengan memberikan beasiswa bagi siswa SMA dan SMK swasta dari keluarga prasejahtera. Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyatakan, program ini juga bertujuan menekan angka putus sekolah di wilayah tersebut.
“Alhamdulillah kerja sama kami dengan sekolah swasta terus berjalan baik dan bahkan melampaui target. Awalnya hanya ditargetkan 30 ribu siswa, lalu meningkat jadi 56.647, dan kini mencapai 72.841 penerima, atau naik 28,59 persen,” kata Khofifah di Surabaya, Kamis (29/5).
Program ini disalurkan melalui Dinas Pendidikan (Dindik) Jawa Timur yang bekerja sama dengan SMA dan SMK swasta. Bantuan diberikan dalam bentuk beasiswa penuh maupun subsidi biaya pendidikan yang terjangkau.
Menurut data UPT Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan (TIKP) Dindik Jatim, penerima beasiswa penuh terdiri dari 12.650 siswa SMA swasta dan 19.912 siswa SMK swasta. Sementara itu, 11.486 siswa SMA dan 28.793 siswa SMK lainnya mendapatkan bantuan biaya pendidikan.
Program ini menyasar siswa dari keluarga prasejahtera di 1.156 sekolah swasta yang tersebar di 38 kabupaten/kota di Jawa Timur. “Kolaborasi ini membuka peluang bagi lulusan SMP yang tidak diterima di sekolah negeri, agar tetap bisa melanjutkan pendidikan tanpa beban biaya,” jelas Khofifah.
Pemprov juga memberikan bantuan biaya pendidikan sebesar Rp1 juta bagi siswa yang tidak diterima di sekolah negeri dan tidak menerima bantuan lain, seperti Program Indonesia Pintar (PIP).
“Pada peringatan Hardiknas lalu, kami alokasikan kuota 150 calon murid baru dari keluarga prasejahtera per kabupaten/kota. Total anggaran mencapai Rp5,7 miliar,” tambahnya.
Khofifah turut mengapresiasi tiga daerah, yakni Bangkalan, Pacitan, dan Sampang, karena semua sekolah swasta di wilayah tersebut sudah menyediakan beasiswa penuh atau subsidi pendidikan.
Pemanfaatan Teknologi dalam SPMB 2025
Inovasi juga dilakukan dalam Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) tahun 2025. Dindik Jatim mulai memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk memberikan informasi secara 24 jam. Selain itu, sebanyak 7.155 petugas helpdesk disiapkan untuk mendampingi masyarakat dalam proses pendaftaran.
Kepala Dinas Pendidikan Jatim, Aries Agung Paewai, mengatakan masyarakat kini bisa mengetahui sekolah swasta mana saja yang menyediakan beasiswa penuh dan biaya terjangkau melalui sistem informasi SPMB 2025.
Dari total 682.252 lulusan SMP tahun ini, hanya 261.396 siswa atau 38,81 persen yang tertampung di sekolah negeri. Sisanya, sebanyak 420.856 siswa atau 61,69 persen, diarahkan ke sekolah swasta.
“Kami sudah jajaki kerja sama dengan 24 cabang dinas sejak April. Target awal 30 ribu kini sudah berkembang menjadi lebih dari 70 ribu penerima,” ujarnya.
Aries menambahkan, sistem seleksi jalur domisili tahun ini mengutamakan nilai akademik, bukan jarak tempat tinggal seperti tahun sebelumnya. Penilaian didasarkan pada nilai rapor semester 1–5 dan Indeks sekolah, dengan komposisi 60 persen nilai dan 40 persen indeks. Jika terdapat nilai yang sama, barulah jarak digunakan sebagai pembanding.