Bandarlampung — Pemerintah Provinsi Lampung bersama Dekranasda Provinsi Lampung menggelar pra-event “Temu Jemari” bersama para pegiat media sosial di Mahan Agung, Minggu (16/11/2025).
Kegiatan ini bertujuan untuk memaparkan persiapan Pameran Kriya Jemari 2025 yang akan berlangsung pada 20–22 November mendatang.
Pertemuan ini menjadi wadah resmi Dekranasda Provinsi Lampung untuk berdialog dengan influencer dan media, berbagi informasi, serta memperkuat jejaring publikasi menjelang pelaksanaan pameran. Dalam suasana santai, para peserta diajak berdiskusi mengenai strategi promosi agar gaung Kriya Jemari lebih luas dan efektif menjangkau generasi muda.
Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal dalam sambutannya menekankan pentingnya kreativitas berbasis kearifan lokal. Ia menyebut potensi besar yang bisa digarap jika kerajinan Lampung mampu menjawab kebutuhan pasar wisatawan yang terus meningkat.
Gubernur mengungkapkan bahwa tahun 2024 Lampung mencatat 18 juta kunjungan wisatawan domestik, sementara hingga Juli 2025 angka kunjungan telah mencapai 17 juta. Tahun ini, Pemprov memproyeksikan 28–30 juta wisatawan datang ke Lampung dengan rata-rata belanja Rp1,8 juta per orang.
“Hitung saja berapa triliun uang masuk ke Lampung tanpa kita menanam atau mengolah apa-apa. Ini peluang besar,” ujarnya.
Menurut Gubernur, sebagian besar wisatawan mencari produk khas Lampung, tetapi selama ini pilihan barang masih terbatas dan cenderung mahal. Kondisi ini menjadi tantangan agar pengrajin menghadirkan produk kreatif yang unik, berciri lokal, namun sesuai kebutuhan pasar masa kini.
Gubernur juga menyoroti karakter konsumtif kelompok Gen Z dan milenial yang kini menjadi penyumbang belanja terbesar. Karena itu, ia mendorong Dekranasda untuk mengembangkan kerajinan yang lebih modern dan terkurasi. “Kualitas harus bagus dan harganya terjangkau. Kurasi harus ketat,” tegasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Gubernur juga mengapresiasi peran para influencer dalam mempromosikan UMKM lokal. Ia menyebut kolaborasi ini sebagai “charity” atau kontribusi penting bagi kemajuan ekonomi kreatif Lampung.
“Brand akan naik kalau hook-nya kuat dan dibantu promosi oleh teman-teman influencer,” ungkapnya.
Sementara, Ketua Dekranasda Provinsi Lampung, Purnama Wulan Sari Mirza, menyampaikan bahwa Kriya Jemari merupakan transformasi dari kegiatan tahunan Lampung Craft. Rebranding ini tidak hanya mengganti nama, tetapi juga menghadirkan konsep kuratorial yang lebih modern, inovatif, dan mengedepankan storytelling produk.
Menurut Ketua Dekranasda Provinsi Lampung, Purnama Wulansari Mirza atau yang akrab dipanggil Batin Wulan, pihaknya ingin menjadikan Kriya Jemari sebagai ruang kreatif yang mampu menarik perhatian Gen Z dan milenial tanpa mengabaikan kualitas kerajinan tradisional.
“Kami ingin regenerasi terjadi, tetapi juga tetap menghormati para pengrajin senior. Nantinya akan ada item-item baru yang launching pada pameran,” ujarnya.
Batin Wulan menambahkan bahwa pameran tiga hari ini didesain seefektif mungkin agar memberikan dampak maksimal bagi pengrajin. Beragam pihak telah terlibat, mulai dari OPD, perbankan, universitas, hingga komunitas pemuda.
“Kami tidak ingin mengecewakan masyarakat dan sponsor. Kami ingin memberikan gelaran terbaik,” kata Batin Wulan.
Batin Wulan menegaskan bahwa tujuan utama Kriya Jemari adalah membuka kesempatan bagi UMKM lokal untuk naik kelas, tidak hanya memamerkan karya, tetapi juga meningkatkan transaksi dan memperluas pasar. Ke depan, pihaknya berharap produk Lampung tidak hanya dikenal di nasional, tetapi juga mancanegara.
Pameran Kriya Jemari 2025 akan melibatkan pengrajin muda, UMKM, desainer lokal, dunia usaha, perbankan, hingga komunitas kreatif. Seluruh Dekranasda kabupaten/kota juga akan menampilkan produk unggulan masing-masing sebagai bentuk kolaborasi ekosistem kerajinan Lampung.
Dengan terlaksananya pra-event Temu Jemari, Pemprov Lampung berharap pameran Kriya Jemari 2025 menjadi momentum penguatan ekosistem kerajinan lokal, sehingga dapat mendorong UMKM berkembang, membuka lapangan kerja, dan memperluas manfaat ekonomi kreatif bagi masyarakat Lampung.













