NASIONAL – Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI memastikan bahwa kondisi warga negara Indonesia (WNI) di Iran dan Israel dalam keadaan aman, meski terjadi peningkatan eskalasi konflik bersenjata dan saling serang rudal antara kedua negara sejak akhir pekan lalu.
“Komunikasi dengan para WNI terus dilakukan. Hingga saat ini tidak ada WNI yang menjadi korban,” ujar Direktur Pelindungan WNI Kemlu RI, Judha Nugraha, dalam pernyataan tertulis di Jakarta, Senin malam (16/6).
Judha merinci, saat ini terdapat 386 WNI di Iran, mayoritas adalah pelajar dan mahasiswa yang menetap di Kota Qom. Sementara itu, di Israel, terdapat 194 WNI yang juga terus dipantau kondisinya.
Ia menambahkan bahwa Kemlu RI bersama Perwakilan RI di Timur Tengah, khususnya Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Amman, Yordania, dan KBRI di Teheran, Iran, terus memonitor perkembangan situasi serta kondisi para WNI di kedua negara tersebut.
Namun, akibat situasi yang semakin memburuk, terdapat sejumlah WNI yang saat ini tertahan di Israel, Yordania, dan Iran. “Para WNI yang melakukan perjalanan singkat tersebut terdampar karena tutupnya wilayah udara dan terhentinya penerbangan,” jelas Judha.
Jumlah WNI yang tertahan meliputi 42 WNI peziarah di Israel, 8 WNI jamaah haji di Yordania, serta 2 WNI peziarah di Teheran, Iran.
Ketegangan di kawasan meningkat tajam setelah serangan udara terkoordinasi yang dilakukan Israel terhadap sejumlah fasilitas di Teheran, termasuk fasilitas militer dan nuklir, pada Jumat (13/6) lalu. Serangan ini segera dibalas oleh Iran hanya dalam hitungan jam.
Pada Sabtu malam (14/6), Iran meluncurkan gelombang kedua operasi True Promise III, yang menargetkan fasilitas ekonomi dan industri di kota pelabuhan Haifa, Israel. Sebagai balasan, Israel menyerang kembali sejumlah target penting di Teheran, termasuk Kementerian Pertahanan dan depot minyak.
Menurut pernyataan resmi dari pihak Iran, sebanyak 78 orang tewas dalam serangan Israel pada hari pertama, sementara puluhan lainnya termasuk anak-anak menjadi korban pada hari kedua serangan.
Konflik yang terus memanas ini juga mengakibatkan terhentinya negosiasi nuklir tidak langsung antara Iran dan Amerika Serikat yang sebelumnya dimediasi oleh Oman. Putaran keenam pembicaraan yang sedianya akan digelar pada Minggu di Muskat pun akhirnya dibatalkan.