Pelabuhan Cirebon Jadi Lokasi FKSM 2025, Kemenbud Dorong Pemanfaatan Ruang Historis

Suasana persiapan pelaksanaan FKSM di Pelabuhan Cirebon, Jawa Barat, Minggu (16/11/2025). (Dok. Ist)

Faktalampung.id, NASIONAL – Kementerian Kebudayaan (Kemenbud) menyebutkan Festival Komunitas Seni Media (FKSM) 2025 menjadi ruang temu ekosistem seni media yang melibatkan seniman, komunitas, dan masyarakat dalam satu peristiwa budaya. Festival ini berlangsung selama sepekan penuh di Cirebon, Jawa Barat.

Direktur Jenderal Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan (Dirjen PPPK) Kemenbud, Ahmad Mahendra, mengatakan ajang ini berlangsung pada 17-23 November 2025. FKSM 2025 menghadirkan program seni, edukasi, dan pertukaran pengetahuan.

“Ajang FKSM 2025 menjadi ruang belajar bersama, sekaligus menjadi jembatan antara tradisi dan masa kini,” ujar Mahendra dalam keterangannya di Pelabuhan Cirebon, Minggu.

Mahendra menjelaskan, dari hasil tinjauannya, para pihak yang terlibat sudah memastikan kesiapan konsep, penataan ruang, instalasi karya, hingga jalur pengunjung dengan cukup baik.

Ia menjelaskan ajang ini mengangkat tema “Rentang Lawang”. Tema ini mengajak publik menelusuri ruang transisi antara hubungan tradisi masa lalu dan penerapan teknologi saat ini melalui praktik seni media.

Menurutnya, kawasan pelabuhan dipilih sebagai lokasi kegiatan karena memiliki nilai historis. Cirebon dikenal sebagai kota niaga yang terbuka terhadap pertukaran gagasan, budaya, dan inovasi sejak masa lalu.

Dalam kesempatan itu, Mahendra juga mendorong pemanfaatan ruang publik yang memiliki nilai historis sebagai medium baru untuk edukasi dan kolaborasi seni.

Ia menegaskan hal ini sangat penting dilakukan agar praktik seni media relevan dengan identitas lokal dan pengalaman warga.

“Kami ingin masyarakat merasakan pengalaman seni yang dekat, membumi, dan relevan dengan identitas kota,” katanya.

Mahendra menuturkan, Festival Komunitas Seni Media sebagai contoh konkret kolaborasi antara pemerintah, komunitas, dan pelaku ekosistem seni media di Indonesia.

Ia memastikan pemerintah pusat selalu hadir sebagai fasilitator pertumbuhan ekosistem budaya, termasuk di Cirebon melalui penyelenggaraan festival tersebut.

“Festival ini menunjukkan ekosistem budaya tumbuh karena kolaborasi. Pemerintah hadir untuk menyediakan ruang, fasilitasi, dan dukungan agar kreativitas dapat berkembang tanpa batas,” ucap dia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *