Inflasi Juni 2025 Tetap Terkendali Berkat Sinergi BI dan Pemerintah Lewat GNPIP

Gedung Bank Indonesia (BI) Jakarta. (Dok. Ist)

NASIONAL – Inflasi Indonesia pada Juni 2025 tercatat tetap terkendali. Bank Indonesia (BI) menyebut pencapaian ini merupakan hasil konsistensi kebijakan moneter dan sinergi erat antara BI dan pemerintah melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis Selasa, 1 Juli 2025, inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Juni tercatat sebesar 0,19 persen (month-to-month/mtm). Secara tahunan (year-on-year/yoy), inflasi mencapai 1,87 persen, masih dalam kisaran target BI yaitu 2,5 persen ±1 persen.

“Inflasi yang terjaga ini merupakan hasil dari konsistensi kebijakan moneter serta eratnya sinergi pengendalian inflasi antara Bank Indonesia dan Pemerintah (Pusat dan Daerah) dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan di berbagai daerah,” jelas Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (2/7/2025).

Ramdan juga menyampaikan keyakinannya bahwa inflasi akan tetap berada dalam kisaran sasaran hingga tahun depan. “Bank Indonesia meyakini ke depan inflasi akan tetap terkendali dalam kisaran sasaran 2,5 plus minus 1 persen pada 2025 dan 2026,” ujarnya.

Inflasi Inti Stabil, Volatile Food Naik

Inflasi inti pada Juni 2025 tercatat sebesar 0,07 persen (mtm), hampir sama dengan bulan sebelumnya yang sebesar 0,08 persen. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh harga emas global yang meningkat. Namun secara tahunan, inflasi inti justru turun menjadi 2,37 persen (yoy) dari sebelumnya 2,40 persen.

Kelompok volatile food atau bahan pangan bergejolak mengalami inflasi sebesar 0,77 persen (mtm), naik signifikan dibandingkan bulan sebelumnya yang mengalami deflasi 2,48 persen. Kenaikan ini disebabkan oleh menurunnya pasokan akibat berakhirnya masa panen dan gangguan distribusi, terutama pada komoditas beras, cabai rawit, dan bawang merah.

Secara tahunan, kelompok volatile food mencatat inflasi sebesar 0,57 persen (yoy), meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang mengalami deflasi 1,17 persen.

“Ke depan, inflasi volatile food diprakirakan tetap terkendali didukung oleh eratnya sinergi antara Bank Indonesia bersama TPIP dan TPID melalui GNPIP di berbagai daerah,” ujar Ramdan.

Harga Administered Prices Sedikit Naik

Kelompok administered prices atau harga yang diatur pemerintah juga mengalami inflasi sebesar 0,09 persen (mtm), meningkat dari bulan sebelumnya yang mengalami deflasi 0,02 persen. Kenaikan ini terutama disumbang oleh tarif angkutan udara, bahan bakar rumah tangga, dan sigaret kretek mesin (SKM), seiring meningkatnya mobilitas saat liburan sekolah serta penyesuaian harga LPG dan cukai hasil tembakau.

Secara tahunan, kelompok ini mencatat inflasi sebesar 1,34 persen (yoy), sedikit menurun dari bulan sebelumnya yang sebesar 1,36 persen.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *