Menko Pangan Zulhas: Kebun Kelapa Kini Lebih Menguntungkan Dibanding Sawit, Harga Tembus Rp12 Ribu

Menteri Koordinator (Menko) bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas)

Faktalampung.id, NASIONAL – Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan, Zulkifli Hasan atau yang akrab disapa Zulhas, menyampaikan pandangan optimis terkait potensi sektor perkebunan di Indonesia. Ia menyebutkan bahwa saat ini komoditas kelapa memiliki daya jual yang jauh lebih menjanjikan dibandingkan dengan kelapa sawit.

Pernyataan tersebut disampaikan Zulhas saat melakukan kunjungan kerja di wilayah Tangerang Selatan, Banten, pada Rabu (26/11/2025). Menurutnya, pergeseran tren pasar global telah mendongkrak nilai ekonomis kelapa secara signifikan.

“Kebun kelapa lebih untung dari kebun sawit sekarang,” tegas Zulhas kepada awak media.

Indikator utama keuntungan tersebut terlihat dari lonjakan harga jual di tingkat pasar. Zulhas memaparkan data bahwa harga kelapa mengalami kenaikan drastis, dari yang sebelumnya hanya berkisar Rp2.000 per butir, kini bisa mencapai angka Rp12.000 per butir.

Kenaikan harga yang tajam ini dipicu oleh tingginya permintaan pasar internasional terhadap komoditas kelapa Indonesia. Salah satu pasar terbesar yang menyerap produk ini adalah China.

Zulhas menjelaskan adanya perubahan tren konsumsi di Negeri Tirai Bambu tersebut, di mana santan kelapa kini menjadi primadona baru sebagai bahan campuran minuman, menggantikan susu.

“Jadi di China, kopi tidak pakai susu lagi, tapi pakai santan,” ujarnya memberikan contoh konkret.

Melihat peluang emas ini, pemerintah tidak tinggal diam. Zulhas memastikan bahwa pemerintah akan semakin gencar menggiatkan pengembangan perkebunan kelapa di berbagai wilayah potensial di Indonesia.

Dalam merealisasikan rencana tersebut, pemerintah menggandeng Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Kolaborasi ini bertujuan agar pemanfaatan teknologi dan riset dapat mengakselerasi produktivitas kebun kelapa rakyat.

“Kami akan mengembangkan besar-besaran perkebunan rakyat, agar desa-desa itu juga berkembang,” tuturnya.

Secara paralel, upaya pengembangan komoditas kelapa ini akan disinergikan dengan penguatan ekonomi pedesaan melalui kehadiran Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih. Zulhas menekankan bahwa masyarakat desa harus memiliki ketangguhan ekonomi yang didukung oleh akses pasar yang jelas.

“Kami dekatkan desa itu dengan sumber-sumber ekonomi. Maka, di desa itu dibangun Kopdes,” kata dia.

Di tempat yang sama, Menteri Koperasi (Menkop) Ferry Juliantono turut memberikan dukungan. Ia mengajak pihak swasta dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk mengambil peran strategis sebagai “kakak asuh” bagi Kopdes Merah Putih.

Menurut Ferry, peran kakak asuh ini vital untuk memperkuat monetisasi ekonomi di tingkat desa. Hal ini diharapkan mampu menciptakan perputaran uang yang sehat hingga ke lapisan masyarakat paling bawah.

“Perputaran ekonomi ini akan mendorong peningkatan daya beli masyarakat. Dengan perputaran uang di desa, pertumbuhan ekonomi agregat bisa dipercepat hingga target 8 persen,” pungkas Ferry.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *