NASIONAL – Curah hujan tinggi yang mengguyur Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, selama tiga hari terakhir memicu bencana di enam wilayah. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Kendari mencatat kejadian banjir, tanah longsor, hingga pohon tumbang yang mengganggu aktivitas warga.
Kepala BPBD Kota Kendari, Cornelius Padang, mengungkapkan bahwa sejumlah wilayah terdampak bencana tersebut disebabkan oleh intensitas hujan yang tinggi dan terus menerus.
“Akibat curah hujan yang tinggi dan terus menerus, beberapa wilayah di daerah ini dilanda banjir, tanah longsor, dan pohon tumbang berdasarkan laporan warga,” jelas Cornelius saat ditemui di Kendari, Minggu (30/6).
Wilayah yang terdampak banjir meliputi Kelurahan Lepo-lepo, Kampung Salo, Kelurahan Punggaloba, dan Kelurahan Tipulu. Di Kampung Salo, genangan air cukup besar sempat merendam pemukiman warga. Meski begitu, menurut Cornelius, tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut.
“Air yang menggenang di Kampung Salo perlahan mulai surut seiring dengan meredanya hujan,” ujarnya.
Di Kelurahan Tipulu, sekitar 10 kepala keluarga (KK) dilaporkan terdampak banjir. Sementara itu, daerah paling parah terdampak banjir adalah di Kali Wanggu, Kelurahan Lepo-lepo, dengan total 172 kepala keluarga yang terdampak.
Sedangkan bencana pohon tumbang dan tanah longsor dilaporkan terjadi di Kelurahan Watu-watu, Alolama, dan Puuwatu. Tim BPBD langsung bergerak cepat melakukan penanganan, termasuk membersihkan rumah warga yang tertimpa pohon.
“Sampai hari ini, laporan dari warga terkait tanah longsor masih ada. Kami selalu berupaya menanganinya secepat mungkin,” kata Cornelius.
Hingga saat ini, BPBD Kota Kendari terus bersiaga untuk mengantisipasi bencana lanjutan. Pihaknya juga mengimbau warga agar tetap waspada menghadapi cuaca ekstrem yang masih mungkin terjadi dalam beberapa hari ke depan.